SPACE WAR

Hari ini adalah hari terakhir ujian di sekolah Gita. Mata pelajaran yang diujikan menurutnya adalah yang paling menantang, apalagi kalau bukan matematika. Semalam dia belajar sangat keras untuk mengulang materi yang sudah diajarkan supaya bisa mengerjakan soal dengan baik. Betapa resahnya Gita apabila sampai lupa rumus. Bisa-bisa tidak dapat dia kerjakan.

Di ruang ujian terasa sangat serius. Bagaimana tidak, tak satupun murid yang memalingkan perhatiannya dari lembaran soal. Tiba-tiba, Gita merasakan sedikit getaran dan angin yang bertiup cukup kencang. Dia sangat terkejut akan kedatangan sebuah benda raksasa terbang menembus dinding dan atap kelas ruang ujian. Dengan cepat benda yang berbentuk burung tersebut mencengkeramnya. Ditabrakkannya tubuh Gita menembus dinding-dinding kelas lain hingga membawanya terbang menuju angkasa. Entah bagaimana kondisi sekolah setelah itu.

Sekujur tubuh Gita terasa memar dan mati rasa, ditambah lagi cengkeraman benda raksasa itu sangat kuat. Setelah dia amati, ternyata terdapat seseorang di dalam yang mengendalikan benda tersebut. Terlihat pengemudinya adalah seorang pria berkulit hitam. Dia membawa Gita terbang tinggi menuju angkasa hingga ketinggian di mana dia hampir kehabisan oksigen untuk bernapas. Di titik di mana ia merasa pusing dan mual, tiba-tiba langsung dilepaskan cengkeramannya. Seketika Gita terjun bebas tanpa pengaman.

Sekeras mungkin dia berusaha membuat penahan tekanan udara supaya tidak terjun terlalu cepat, tetapi tidak berhasil. Dia berusaha mencari perairan untuk mengarahkan tubuhnya agar mendarat di sana. Tiba-tiba, entah dari mana asalnya muncul robot manusia menuju ke arahnya. Robot itu menangkap tubuh Gita dan membawanya dengan tangan di bawah badan besinya, seperti melatih bayi berenang.

Robot itu membawa Gita ke arah sebaliknya, ternyata menuju laut bebas. Betapa terkejutnya ia melihat potongan-potongan besi yang mulai terpasang di sekujur tubuh Gita yang keluar dari bagian badan robot itu. Bentuknya pipih mengikuti pola tubuh, jadi Gita hanya dapat tengkurap tanpa bisa bergerak sedikitpun. Di bagian atas, ia mendongakkan kepalanya dan terdapat jendela kaca kecil untuk melihat keluar. Sebut saja benda ini D’ARMOUR karena di sisi kanan terdapat kalimat bertuliskan D’ARMOUR, Water Armour Costume. Ketika telah berada tepat di atas permukaan laut, robot tersebut melepaskan genggamannya. Gita jatuh ke laut bersama D’ARMOUR yang dikenakannya.

Begitu di dalam laut, secara otomastis mesin D’ARMOUR menyala. Di bagian jendela terdapat tampilan monitor hologram yang menunjukkan informasi mengenai kedalaman, kecepatan, waktu, lokasi, serta suhu baju besi ini. Mesin yang menyala langsung melaju dengan kecepatan penuh menembus lautan. Terlihat di dasar laut terdapat banyak terumbu karang dan ikan-ikan yang sangat indah. Di permukaan laut, terdapat sekelompok lumba-lumba melompat-lompat ke udara untuk bernapas. Di kanan-kiri terdapat banyak makhluk laut lainnya seperti ubur-ubur. Melaju dengan kecepatan mengelilingi lautan benar-benar membuat Gita puas akan keindahan di dalamnya. Namun, tak sedikit juga terdapat rongsokan besi berkarat di beberapa bagian dasar laut.

Beberapa saat kemudian, tiba-tiba mesin D’ARMOUR nyala-mati berulang-ulang. Gita hendak mengecek bahan bakar, tetapi tidak tertulis di monitor. Tidak terdapat keterangan bahan bakar pada baju besi tersebut. Tidak ada yang dapat dia lakukan selain diam saja. Setelah mesin mati, dia bersama D’ARMOUR-nya naik ke permukaan dan mengapung. Di sekelilingnya hanya terdapat hamparan laut tak berpenghuni. Kemudian sebuah helikopter datang menerjunkan tali kepada Gita. Bagian punggung D’ARMOUR secara otomatis terbuka bersamaan dengan kedatangan tali tersebut. Gita langsung meraih dan menduduki tali yang sudah berbentuk seperti ayunan tersebut. Setibanya di helikopter, ia dibantu oleh seorang gadis berambut pirang lurus yang dikuncir ekor kuda. Ia mengenakan flight suit  bertuliskan ARMOUR’C.

Helikopter tersebut dikemudikan oleh seorang anak laki-laki sebagai pilot dan anak perempuan tadi sebagai co-pilotnya. Di bagian kabin helikopter tertulis B.Y.M. dengan font bold. Anak laki-laki tersebut juga mengenakan flight suit dengan tulisan yang sama, ARMOUR’C. Rambutnya hitam bergaya ala David Beckham.

“Apa kau baik-baik saja?”, tanya gadis itu. “Kurasa Flick akan lebih mudah menangkap kita”, lanjutnya.

“M..Maksudmu?”, tanya Gita kebingungan. “Siapa Flick? Kenapa dia akan menangkap..kita?”, timpalnya penuh keheranan.

 “Namaku Maria Johnson”, jawab gadis yang mengaku bernama Maria itu tanpa mengacuhkan pertanyaan Gita. “Selamat datang, Gita. Kenalkan, ini rekan kerjaku, Nic”.

“Nicholas”, sela anak laki-laki yang mengaku bernama Nic itu.

“Kami biasa disebut B.Y.M. dan kini kau adalah bagian dari kami ”, lanjut Maria.

“Banyak yang harus kita selesaikan, jangan buang waktumu. Maria, segera ambil alih kemudi dan kau, segera pakai perlengkapanmu”, terang Nic pada Gita seraya keluar dari bangku kemudi.

Nic menuju bagian belakang helikopter untuk mengambil sebuah tas besar dan diserahkannya pada Gita.

“Segera pakai kostummu”, perintah Nic pada Gita.

Kostum yang dimaksud adalah flight suit. Gita juga mendapatkan jenis kostum yang sama dengan mereka. Tertulis pula ARMOUR’C pada bagian depan kostumnya. Walaupun tidak tahu dan tidak berniat ingin tahu apa maksud dari tulisan tersebut, Gita tetap merasa senang dan bangga bisa menjadi salah satu bagian dari B.Y.M.

“Tunggu, dari mana kalian tahu namaku?”, tanya Gita.

“Kami bekerja sebagai agen di B.Y.M. Tugas kami adalah mengawasi sekaligus melindungi target pribumi dari Flick. Kami membawa target ke Mars untuk diteliti lebih lanjut. Target itu adalah kau”, jelas Nic pada Gita.

“Jadi, aku bagian dari agen B.Y.M. juga?”,tanya Gita.

“Tepat sekali”, jawab Nic.

“Tapi, apa maksudnya diteliti? Apakah kalian akan menelitiku? Ditambah lagi, siapa Flick itu?”, sederet pertanyaan dilontarkan Gita.

“Gita, kau adalah orang pribumi pilihan yang hendak dijadikan pasukan oleh Flick. Flick adalah pemimpin bala tentara bernama Fob yang berasal dari planet Wobbly. Alasan mengapa Flick ingin menangkapmu adalah karena potensi kejahatan yang ada di dalam jiwamu. Jiwa kejahatanlah yang dibutuhkan Flick untuk memperkuat bala tentaranya. Sudah menjadi tugas kami untuk meneliti apakah terdapat jiwa kejahatan pada dirimu. Apabila itu memang benar, maka B.Y.M. akan membinamu melalui karantina untuk menjadikanmu agen B.Y.M. Tujuannya adalah untuk mengalahkan Fob. Mereka pasti tahu bahwa kami membawamu dan mereka akan melakukan serangan kepada planet kami, planet Mars”, jelas Nic penuh penekanan.

“Jadi, apakah Flick adalah manusia burung yang menangkapku pada saat ujian itu?”, tanya Gita kembali.

“Ya, kau benar, Gita. Setelah Flick menangkapmu, ia akan membawamu ke Wobbly. Namun, kami berhasil mengganggu sensornya sehingga ia tidak dapat membaca lokasi planetnya. Itulah mengapa ia melepaskanmu begitu saja. Ia langsung menuju tempat persembunyiannya di bumi. Kamipun belum bisa menemukan di mana persembunyiannya”, jawab Maria.

“Kami juga yang mengirimkanmu D’ARMOUR ketika kau terjun bebas”, sambung Nic.

“Kalau kau tahu, Git. Seseorang di ARMOUR’B yang menolongmu pada saat itu adalah Nic. Dia memang pandai terbang dan tentunya pandai mengawasi”, ucap Maria.

“Ya, asal kau tahu saja, ARMOUR’B sangat berat. Kami juga yang memasang satelit pada D’ARMOUR-mu. Benda tersebut tidak memiliki bahan bakar. Jadi, kami yang mengendalikannya”, lanjut Nic.

Nic kembali mengambil kemudinya, begitu pula dengan Gita. Dia duduk di kursi belakang seraya mengamati Nic dan Maria mengemudikan helikopter. Sesekali Gita memandang keluar jendela untuk melihat pemandangan dari atas. Kini dunia terasa berbeda baginya. Ia belum pernah mengamati alam bumi sejauh ini. Perasaan rindu kepada keluarga tiba-tiba menghampirinya. Gita teringat bahwa sepulang ujian hendak membantu ibunya menyiapkan makan malam karena malam ini ayahnya akan pulang dari dinasnya di Kalimantan.

Perjalanan mereka adalah menuju kaki Pegunungan Alpen, lebih tepatnya di Kota Oberammergau yang terletak di Jerman. Mereka mendarat di landasan yang lokasinya tertulis B.Y.M. Airport. Layaknya pejabat, seorang pria berjas hitam didampingi sekelompok tentara seumuran Gita, Nic, dan Maria menyambut kedatangan mereka.

“Welcome back my little hero. I see you got our target, congratulations!”, sambut pria itu kepada Nic dan Maria.

Thank you, Sir”, jawab Nic dan Maria bersamaan.

Now you can go to your own dorm. Have a good rest”, tutup pria itu.

Gita yang menyadari tidak fasih berbahasa Inggris sempat gugup ketika pria itu hendak menghampirinya.

Good afternoon, Sir”, sapa Gita ragu dengan logat Jawanya.

“Tidak perlu serius, aku bisa berbahasa Indonesia. Dulu aku sempat sekolah di sana, jadi jangan khawatir. Kenalkan namaku Birmingham Hadjule. Panggil saja aku Mr. Hadjule”, ucap pria yang ternyata pernah sekolah di Indonesia tersebut.

Betapa terkejutnya Gita, dia merasa malu karena telah berbicara bahasa Inggris kepada orang yang pernah tinggal di Indonesia.

“Namaku Gita Lerman, Mr. Hadjule”, jawab Gita.

Kemudian, Mr. Hadjule mengajak Gita berkeliling kantor B.Y.M. Pria tersebut menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi saat ini. B.Y.M. yang berasal dari Mars mau membantu Gita seorang pribumi bukan tanpa alasan. Mr. Hadjule menceritakan bahwa 70 tahun yang lalu sempat tercipta sebuah aliansi antara Bumi dengan Mars. Masing-masing planet mengirim tentaranya untuk dilatih perang melawan Fob yang pada saat itu hendak menghancurkan separuh makhluk hidup di alam semesta untuk menyejahterakan kehidupan. Sempat terjadi konflik antara Flick dengan pemimpin Mars yang bernama Marikh. Pribumi membantu militer Mars untuk mengalahkan Fob dengan cara mengerahkan seluruh tentaranya untuk maju menyerang. Singkat cerita, seluruh bala tentara Flick mati begitu pula dengan militer bumi yang telah kehabisan tentara akibat perang dahsyat tersebut. Militer Mars mengucapkan bela sungkawa dan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada pribumi. Sebagai balasannya, Flick akan menangkap satu per satu penduduk Bumi untuk dijadikan bala tentaranya. Mulai saat itu, dibentuklah Brave Young Military di planet Mars yang memiliki visi melindungi Bumi dan alam semesta dari segala ancaman Fob.

“Gita, kau merupakan salah satu tawanan Flick. Jika dia berhasil menangkapmu, dia akan menggunakan jiwamu untuk memperkuat bala tentaranya. Dengan begitu, Fob akan semakin mudah menghancurkan dunia. Jadi, apakah kau bersedia untuk diteliti oleh kami? Jangan khawatir, apabila kau ikuti seluruh prosedurnya, kau pasti bisa kembali pulang dengan selamat. Tentunya setelah mengalahkan Fob dan mengahancurkan planet Wobbly, karena selama planet tersebut masih ada, maka Flick juga pasti ada di sana dan akan selalu mencari segala cara untuk menghancurkan separuh dunia”, ujar Mr. Hadjule.

“Mr. Hadjule, sebenarnya..”, belum sempat Gita melanjutkan pembicaraannya, tiba-tiba suara bergemuruh datang dari landasan.

Pasukan militer B.Y.M. telah siap dengan senjatanya, begitu pula dengan Maria. Dia terlihat tergabung di tengah-tengah pasukan militer wanita. Sedangkan di pasukan militer pria, Gita tidak melihat kehadiran Nic. Mungkin Gita saja yang tidak teliti menemukan Nic, ia langsung pergi menuju ruang kotrol bersama Mr. Hadjule. Beberapa bala tentara Flick menyerang markas B.Y.M. Jumlahnya tidak banyak, tapi serangan mereka cukup kuat hingga mengganggu sistem sensor B.Y.M.

Tentara B.Y.M. memberi serangan balasan terhadap Fob. Mereka dibagi tugas melindungi setiap bagian markas untuk mencegah serangan Flick yang ditakutkan muncul tiba-tiba. Satu per satu bala tentara Flick mulai berguguran dan pada akhirnya mereka mundur. Serangan ini tidak menyebabkan korban jiwa terhadap pasukan militer B.Y.M. Namun, kerugian yang ditafsir cukup besar karena sistem sensor B.Y.M. bermasalah, sensor merupakan sistem terpenting bagi B.Y.M. karena kerja yang baik memerlukan koordinasi ynag tepat dan baik pula.

Gita menyusuri setiap lorong di kantor B.Y.M. dengan harapan menemukan asrama Nic. Dia ingin menanyakan ketidakhadirannya ditengah pasukan militer B.Y.M. Namun, sejauh apapun berkeliling ia tetap tak menemukannya. Akhirnya, Gita memutuskan untuk menemui Maria. Ketika melewati depan perpustkaan, ada seseorang yang memanggilnya. Sontak Gita terkejut dan memutuskan mencari orang yang memanggilnya itu. Ternyata Maria ada di dalam perpustakaan. Dia mengaku hobi menghabiskan waktu di perpustkaan. Gita pikir Maria akan menghabiskan waktunya untuk membaca, ternyata ia hanya memanfaatkan suasana perpustakaan yang sunyi untuk menyendiri.

“Mengapa kau suka menyendiri?”, tanya  Gita.

“Sebenarnya aku lebih nyaman menghabiskan waktu sendiri di kamar daripada harus bergabung menjadi agen B.Y.M. Meskipun aku menjadi agen, aku tetap diikutkan pasukan. Aku tidak terlalu suka berperang”, jelasnya.

“Tapi, kaukan orang Mars. Tentu kau bisa pulang kapanpun, kan?”, heran Gita.

“Tidak, Gita. Aku adalah pribumi, sama sepertimu. 4 tahun yang lalu, tentara B.Y.M. menjemputku untuk bekerja di sini. Mr. Hadjule mengatakan langsung kepadaku bahwa militernya membutuhkan agen sepertiku untuk mengawasi para target Flick di Bumi. Dia juga mengatakan bahwa tugasku hanya di bagian pengawasan, tetapi nyatanya tidak. Buktinya, 3 bulan setelah aku bekerja sebagai agen, Mr. Hadjule memerintahkanku untuk bergabung bersama pasukan militer. Alasannya untuk keamanan diriku sendiri”, jelas Maria.“Oh ya, bagaimana dengan penelitianmu? Maksudku, apa kau menyetujuinya?”, lanjut Maria.

“Kurasa aku harus membiarkan mereka menelitiku”, jawab Gita. “Aku ingin segera pulang agar dapat bertemu ibuku. Kurasa kita bisa pulang bersama-sama”, hibur Gita kepada Maria.

Keesokan harinya, Gita diberi perbekalan untuk perjalanannya menuju Mars. Ia telah menyetujui penelitian tersebut. Mr. Hadjule mengumpulkan para agennya untuk bersiap melakukan perjalanan yang tidak mudah ini. Menembus luar angkasa tidak semudah yang dibayangkan, diperlukan ilmu yang cukup serta pengalaman yang cukup. Namun, Gita tak merasa ragu sedikitpun. Para agen dibagi menjadi 8 kelompok. Kelompok pertama beranggotakan Gita, Nic, dan Maria. Mereka dilatih baik fisik maupun mental. Mereka dilatih untuk siap menghadapi segala kemungkinan yang dapat terjadi selama perjalanan.

“Nic, kamu kemarin ke mana saja? Kok tidak kelihatan?”, tanya Gita kepada Nic.

“Aku istirahat saja”, jawab Nic.

“Jadi kau tidak ikut bergabung bersama pasukan militer itu?”, sambung Gita.

“Tidak”, jawab Nic singkat.

Perjalanan akan dimulai 2 hari lagi, Gita telah menyiapkan segala perbekalan termasuk pertolongan pertama. BFR adalah pesawat ulang-alik yang dikembangkan oleh SpaceX sebagai pesawat luar angkasa mereka. Di bagian luarnya tertulis B’ARMOUR yang menandakan bahwa pesawat tersebut milik B.Y.M. Mereka bekerjasama dengan NASA untuk meluncurkan dan mengirim penumpang menuju planet lain. Ketika Gita memeriksa perlengkapannya di dalam BFR, ia mengaktifkan sistem sensor untuk memeriksa titik lokasi tujuannya di Mars. Kemudian, dia menemukan option berisi riwayat para musuh dan diantaranya terdapat informasi mengenai Flick. Gita mengklik option tersebut dan di situ tertulis Flick Bondelle berusia 167 tahun. Dia sempat membuka riwayat keluarga Flick. Ia memiliki seorang istri bernama Arius Bondelle dengan 5 anak yang lahir dengan jarak sangat jauh. Dari kelima anaknya, tertulis anak terakhirnya bernama Nicholas Bondelle. Gita sempat tersentak karena anak tersebut seumuran dengannya apabila dilihat tanggal lahirnya.

“Tidak mungkin dia adalah Nic. Nic adalah penduduk asli Mars, tidak mungkin dia putra Flick. Tapi, aku juga tidak tahu siapa nama belakang Nic”, ujar Gita pada diri sendiri.

Kini, Gita, Nic, dan Maria telah siap. Mereka mengenakan space suit bertuliskan ARMOUR’B.  Berbeda dengan baju besi Nic, ARMOUR’B ini dikhususkan sebagai space suit yang digunakan untuk perjalanan luar angkasa. Semua sistem sensor telah diaktifkan dan pesawat akan segera meluncur. Sistem pendorong pesawat mulai meluncur. Perlahan BFR semakin menjauh dari bumi hingga keluar atmosfer dan tak nampak lagi. Mereka berhasil keluar dari Bumi.

Nic mulai mengatur sistem koordinasi dengan rekannya di Mars. Mereka akan mendarat di landasan planet Mars. Setelah koordinasi selesai, Maria mulai menentukan titik koordinat pendaratannya, sedangkan Gita bertugas memastikan segala system berjalan sesuai rencana. Akhirnya, mereka berhasil mendarat dengan selamat di Mars.

Mereka turun dari pesawat mengenakan space suit lengkap dengan tabung oksigen dan helm. Kedatangan mereka disambut oleh Marikh, sang pemimpin planet Mars. Pria yang bernama lengkap Marikh Edison itu mengajak mereka bertiga segera menuju lab.

“Selamat datang di Markas Besar B.Y.M. of Mars. Kalian agen yang hebat, terima kasih telah membawa target kemari dengan selamat”, sambut pria yang akrab dipanggil Mr. Edison tersebut.

Thank you, Sir”, jawab kami bertiga serempak.

Sesegera mungkin Gita mempersiapkan diri untuk penelitian. Mereka mengarahkannya untuk mengenakan pakaian harian yang di situ tertulis ARMOUR’D. Di lab tersebut terdapat banyak peralatan canggih untuk menunjang proses penelitian. Semua sistem dikendalikan di bawah pimpinan Mr. Marikh dan dijalankan oleh para peneliti yang tentunya penduduk asli Mars. Lab ini seperti lab masa depan karena semua tampilannya berupa hologram.

Gita memasuki ruang penelitian. Ada 5 orang di dalam yang siap meneliti jiwanya. Pertama, Gita diperiksa tekanan darahnya. Apabila tekanan darahnya terlalu tinggi, maka penelitian harus diundur karena meneliti jiwa seseorang dibutuhkan kemurnian objek. Setelah diperiksa, tekanan darahnya normal. Lalu, salah seorang peneliti yang bernama Newt memintanya untuk tetap rileks dan tenang. Kemudian, mereka meletakkan Gita di sebuah kapsul transparan berisi banyak saluran pipa dan gas. Gita duduk di dalamnya, mulutnya ditutup dengan alat uap. Lengan kanannya disuntikkan infus, alasannya agar metabolisme tubuhnya tetap stabil selama proses penelitian. Kedua tangan dan kakinya ditahan menggunakan pengerat pada kursi.

Yang dipikirkan Gita saat itu adalah ibunya. Tiba-tiba saja wajahnya terlintas di benak Gita. Gita rasa dia merindukannya. Kemudian, setelah Gita siap diteliti, mereka mulai menghubungkan tali-tali panjang pada kepalanya yang ditempel menggunakan penjepit pada rambutnya. Setelah mereka mengaktifkan sistem, Gita merasakan aliran listrik tidak menyetrum dari ujung kepalanya. Spontan ia terkejut dan memejamkan kedua matanya karena lemas hingga tak sadarkan diri.

Bangun-bangun, Gita sudah berada di luar ruang penelitian. Kini ia berada di unit kesehatan lab. Dia sendirian di dalam ruangan yang besar tersebut. Ia mencoba bangkit untuk keluar lab. Gita teringat ruang penelitiannya dan berpikir untuk ke sana. Terlihat semua peralatan telah tersusun rapi kembali. Namun, Gita tidak menemukan informasi mengenai hasil penelitian terhadap jiwanya itu.

Gita mendengar sebuah perdebatan dari balik ruang penelitian. Dia mengendap-endap untuk mencari tahu siapa mereka. Gita mengintip dari jendela, di sana ia mendapati Nic dengan Mr.Edison sedang berdebat.

Sir, kita tidak bisa menjadikan Gita sebagai objek utama dalam perang nanti. Hal itu terlalu berisiko. Lagipula, sudah banyak korban yang gagal dalam misi ini”, ujar Nic.

“Flick sudah menemukan tempat tinggal Gita di Bumi. Kita harus memberi pelatihan militer kepadanya untuk perang. Apa kau tidak lihat, hasil penelitian menunjukkan bahwa dia memiliki jiwa jahat tersebut. Apabila Flick berhasil mendapatkannya, planet kita bisa hancur!”, ucap Mr. Edison dengan nada meninggi.

“Tidak. Tidak bisa. B.Y.M. sudah memanfaatkan terlalu banyak pemuda untuk dijadikan umpan, hal ini tidak akan terulang untuk kesekian kalinya”, bantah Nic.

“Diam kau, Bondelle!”, umpat Mr. Edison terhadap Nic.

Gita tersentak mendengar ucapan Mr. Edison. Wajah Nic terlihat sangat kecewa sekaligus tidak percaya dengan apa yang dikatan Mr. Edison. Gita segera meninggalkan lab, tetapi kakinya tidak sengaja menyenggol salah satu peralatan lab sehingga menimbulkan suara berisik. Gita menengok ke dalam di tempat Mr. Edison dan Nic berdebat. Tidak melihat adanya tanda-tanda ketahuan, Gita segera pergi keluar dari lab.

Gita pergi menuju pesawat BFR-nya untuk memastikan kembali siapa Nicholas Bondelle yang dimaksud dari informasi tentang Flick itu. Gita mengaktifkan system dan segera mencari informasi tersebut. Namun terlambat, Nic yang ternyata sudah mengetahui bahwa Gita menguping pembicaraanya bersama Mr. Edison mengikuti Gita dari belakang.

“Gita, hentikan!”, kedatangan Nic membuat Gita terkejut.

Gita menoleh lalu berkata, “Nic, siapa kau, siapa nama belakangmu? Mengapa kau tidak pernah memberitahuku?”

Nic mencoba menenangkan Gita yang terlihat tampak histeris.

“Aku adalah penduduk asli Mars. Aku lahir di sini 15 tahun yang lalu. Ibuku juga seorang agen, sama sepertiku. Namun, ia berkhianat karena ia bekerja untuk ayahku. Sampai saat ini, aku belum pernah bertemu dengan ayahku secara langsung. Aku hanya dapat merasakan kejahatannya yang sampai saat ini tiada hentinya berusaha untuk menghancurkan planet kami”, jelas Nic. “Kau boleh membenciku, tapi jangan benci terhadap Mars. Kami membutuhkanmu”, lanjutnya.

“Bagaimana hasil penelitian itu?”, tanya Gita.

“Hasil menunjukkan bahwa kau memiliki jiwa jahat itu. Oleh karena itu, B.Y.M. harus melatihmu kemiliteran untuk berperang. Apa yang dikatakan Mr. Edison benar. Gita, percayalah padaku semuanya akan baik-baik saja. Kau yang bisa melakukannya dan kami percaya itu”, ujar Nic.

Pelatihan kemiliteran tidak dilakukan di planet Mars, melainkan di kapal induk B.Y.M. Jadi, mereka bertiga-Gita, Nic, dan Maria- harus melakukan perjalanan kembali. Kali ini, mereka tidak menggunakan BFR untuk meluncur. Mereka bersama agen lainnya diberangkatkan menggunakan pesawat Autobolt milik B.Y.M. sendiri. Autobolt merupakan pesawat tempur yang dapat memuat banyak awak. Alasan pemilihan pesawat ini untuk mengantar para agen menuju kapal induk adalah karena pesawat ini merupakan kapal terbesar kedua setelah kapal induk B.Y.M. dan merupakan pusat koordinasi para militer ketika berperang.

Tidak lama kemudian mereka sampai di kapal induk. Kapal tersebut melayang di angkasa bebas dan dilidungi semacam hologram atau yang mereka sebut ‘perbatasan’ yang melindungi kapal induk dari serangan benda asing. Kapal tersebut memiliki landasan luas untuk keluar-masuk pesawat. Di bagian bawah kapal terdapat banyak kipas raksasa sebagai sumber utama kapal tersebut melayang. Ketika pesawat kami memasuki perbatasan, hologram pelindung tersebut membuka membentuk lingkaran raksasa sebesar pesawat Autobolt dan menutup kembali setelah pesawat masuk.

Setiba di sana, tidak ada atasan yang menyambut kami. Seorang pria berseragam militer lengkap langsung memberi perintah kepada mereka untuk membentuk barisan terpisah antara laki-laki dan perempuan.

“Selamat datang, para agen B.Y.M. Namaku Delite Brolin, panggil saja Brolin. Aku yang akan memimpin dan melatih kalian selama masa karantina”, ujar pria berseragam itu.

Asrama mereka dibedakan antara laki-laki dan perempuan yang letaknya saling berjauhan. Kemudian mereka pergi menuju asrama masing-masing dipandu oleh pengawas kamar. Mereka dilarang keluar kamar sebelum ada perintah dan harus beristirahat untuk upacara pembukaan malam nanti.

Terdapat banyak anggota militer lain dengan usia lebih tua dari angkatan agen Gita pada malam pembukaan tersebut. Setiap anggota kelompok tetap, hanya asrama yang berbeda. Gita, Nic, dan Maria mengambil barisan paling depan sesuai urutan kelompok. Di podium hadir Mr. Hadjule memimpin upacara. Dia adalah pimpinan tertinggi militer di kapal induk B.Y.M. Setelah upacara selesai, dilanjutkan dengan pengukuhan anggota militer baru, yaitu para agen baru ini. Karantina dilaksanakan selama satu bulan. Melalui kepelatihan ini diharapkan para agen mampu menguasai ilmu kemiliteran dengan baik.

Pelatihan hari pertama adalah memperkenalkan seluruh sistem koordinasi kepada pra agen. Komponen utama yang terpenting adalah sistem sensor karena tanpa andanya sistem ini, koordinasi akan sulit dilakukan. Tanpa adanya komunikasi yang baik antar anggota militer, tentu tidak akan tercipta kerjasama yang baik pula. Padahal, kerjasama merupakan hal utama dalam melawan musuh.

Di layar monitor Gita tiba-tiba muncul notifikasi berupa kiriman video. Brolin yang pada saat itu memandu pembelajaran, memerintahkan Gita untuk menghubungkan notifikasi tersebut ke layar utama agar semua agen dapat melihatnya juga. Setelah video diputar, seluruh isi ruangan terkejut karena seseorang dalam video tersebut adalah Flick. Mereka mendengarkan pesan yang disampaikan Flick melalui layar utama. Tidak ingin meninggalkan kesempatan ini, Nic langsung merekam video tersebut melalui DVD untuk disimpannya sendiri.

Pada video tersebut, Flick mengatakan, “My son is coming to kill you”.

Nic terkejut mendengar ucapan Flick tersebut. Namun, video itu sudah tersimpan di dalam DVD-nya. Serentak seisi ruangan menoleh ke arah Nic. Nic membalasnya dengan ekspresi tidak percaya, takut, dan cemas.

“Apa? Ada apa? Aku bukan satu-satunyakan”, ujar Nic. Tentu saja, yang dimaksud Nic mengenai ‘satu-satunya’ adalah kelima anak Flick. Maksudnya, belum pasti bahwa yang dimaksud Flick pada video tersebut adalah Nic.

Gita dan Maria saling bertatapan. Gita takut apabila yang dimaksud Flick adalah Nic. Pasalnya, siapa lagi orang terdekat di planet Mars yang merupakan putra dari Flick? Keempat anak Flick lainnya tinggal di planet Wobbly bersama Flick. Nic di Mars seorang diri, tanpa orang tua dan saudaranya.

Berbicara tentang video tersebut, siapakah yang dimaksud ‘you’ oleh Flick? Apakah Gita atau dunia ini yang akan hancur? Gita masih tidak paham dengan pesan Flick. Bukankah Flick yang akan menghancurkan dunia, tapi kenapa Nic terlibat? Atau jangan-jangan Nic juga berkhianat terhadap planet kelahirannya sendiri? Terlalu banyak anggapan negatif mengisi pikiran Gita. Ia ingin semua ini segera berakhir dan pulang dengan selamat. Namun, di lain sisi Gita juga tidak ingin temannya celaka. Dia tidak ingin Nic menjadi seperti Flick.

Malam itu, Gita keluar dari asramanya diam-diam. Ia menuju ruang koordinasi tempat diputarnya video Flick. Gita ingin mencari informasi lebih lanjut mengenai Flick. Dari data yang ia temukan, beberapa foto menunjukkan identitas Flick. Pria itu berkulit hitam dan berambut ikal hamper plontos. Sama seperti yang Gita lihat pada manusia burung kala itu. Kemudian, Gita mencoba melacak keberadaan Flick. Sistem sensor menunjukkan dua lokasi dengan identitas yang sama. Flick berada di dua tempat berbeda sekaligus, bagaimana bisa? Satu koordinat menunjuk ke Bumi, sedangkan koordinat satu lagi menunjuk ke planet lain.

Gita membuka lokasi yang pertama, dan ternyata lokasi itu menunjukkan keberadaan planet Wobbly. Itu berarti, Flick telah berada di sana. Sedangkan lokasi di Bumi, data menunjukkan tiada identitas kehidupan. Setelah ditelusuri, Gita mendapati bahwa lokasi di Bumi tersebut adalah baju besi burung yang Flick beri identitas sama seperti dirinya. Namun, sepersis apapun hasilnya, baju besi burung tersebut tidak memiliki detak jantung sehingga tidak dapat dideteksi. Dari semua informasi yang dia dapatkan, dapat disimpulkan bahwa Flick berada di planet Wobbly dan lokasinya di Bumi tidaklah benar, itu hanya mesin yang disambungkan dengan identitas Flick.

“Tempat persembunyian Fob sebenarnya di Bumi, bukan di Wobbly. Planet Wobbly hanya tempat asal mereka. Sudah lama Fob bersembunyi di sana. Itu sebabnya Flick dapat melacakmu”, kedatangan Brolin memecah konsentrasi Gita.

“Brolin?!”, ucap Gita terkejut.

“Seorang gadis tawanan musuh tidak seharusnya berada di sini. Cepat kembali ke asramamu!”, perintah Brolin.

Malam itu Gita tidak bisa tidur. Pikirannya dihantui perkataan Brolin mengenai persembunyian Flick. Bagaimana bisa Flick melacaknya? Seseorang dapat dilacak apabila terdapat sensor pada tubuhnya. Gita berpikir apakah terdapat sistem sensor di dalam dirinya sehingga dapat dilacak. Namun, siapa yang memberinya sensor?

Hari berganti hari, pasukan agen militer semakin siap untuk berperang. Gita sebagai Komandan Tertinggi Angkatan Perang B.Y.M. Tugas Gita adalah mengarahkan seluruh pasukan melawan musuh melalui ruang koordinasi utama kapal induk B.Y.M. Dibantu rekannya, Nic dan Maria sebagai asisten utama, mereka harus dapat membidik planet Wobbly untuk dihancurkan. Apabila Gita gagal, maka dia harus maju paling depan menaiki Autobolt untuk menembakkan peluru ke planet. Tentu saja Gita akan ikut mati bersamanya.

Gita mengirim sebagian agen dan angkatan tinggi perang untuk maju di jalur terdepan. Diikuti oleh para junior lainnya dan tentunya dengan beberapa agen. Serangan musuk terlalu banyak. Pasukan Fob tiada henti-hentinya menembaki pasukan B.Y.M. Ruang angkasa bagaikan video game yang tiada henti-hentinya melakukan penyerangan. Sinar laser saling bersahut-sahutan menyambut setiap kedatangan peluru terhadap lawan. Gita kesusahan dalam melacak pasukan Fob yang terus-menerus berdatangan. Dia juga tidak dapat menemukan lokasi pasti Flick. Mr. Edison sempat khawatir apabila Gita kalah dalam pertempuran. Itu tandanya, lagi-lagi B.Y.M. harus mengorbankan seorang anak pribumi untuk melancarkan aksi serangan.

“Mr. Edison, apakah dalam hasil penelitian jiwaku terdapat sistem sensor di dalam tubuhku?”, tanya Gita ditengah kegentingan.

Mr. Edison tersentak mendengar pertanyaan Gita tersebut. “Ya, kau benar, Gita. Terdapat sistem sensor di dalam tubuhmu”, jawab Mr. Edison.

“Itulah penyebab Fob selalu dapat menemukan lokasi kami walaupun terus berpindah-pindah”, terang Maria.

Nic hanya terdiam seribu bahasa. Dia yang terlibat adu mulut dengan Mr. Edison di balik ruang penelitian saat itu diam saja tidak memberitahuku mengenai kebenaran ini.

“Mengapa kau tidak memberitahuku, Nic?”, tanya Gita kecewa.

Lagi-lagi, Nic hanya bisa terdiam. Tangannya berhenti mengotak-atik monitor hologram dan hanya mematung tanpa menoleh sedikitpun.

“Kalau begitu, aku ingin sistem sensorku dilepas sekarang juga”, ucap Gita. “Newt! Masuk! Temui aku di ruang koordinasi utama”, perintah Gita kepada Newt melalui HT.

Menyadari Gita telah mengetahui adanya sistem sensor di dalam tubuhnya, Newt hanya bisa memasang ekspresi penyesalan ketika memasuki ruangan. Tanpa banyak berpikir, Gita langsung memintanya untuk melepas sensor tersebut. Newt mengeluarkan solder lasernya untuk mengeluarkan sensor dari dalam tubuh Gita. Sensor tersebut terpasang di leher belakang dan hanya dapat dilepas menggunakan solder laser oleh peneliti berpengalaman seperti Newt.

Nic kembali memfokuskan pikirannya ke arah lawan. Melihat adanya kemunduran pergerakan musuh, Nic segera mencari titik bidikan yang tepat untuk ditembak. Gita segera mengarahkan para pasukannya untuk menjauh dari objek bidikan, yaitu planet Wobbly. Maria mempersiapkan peluncuran bom dan menyesuaikan dengan titik bidikan. Setelah memastikan semua pasukannya aman dari jangkauan ledakan, Gita segera membidik objek dengan perhitungan yang tepat.

Ketika tombol tembak ditekan, tidak ada reaksi atau pergerakan dari bom tersebut. Gita langsung memastikan kondisi awak kapal dan komponen penyusun bom. Ternyata, sistem penggerak bom tersebut tidak dapat difungsikan secara tiba-tiba. Kemudian terasa dorongan gelombang sangat kuat mengganggu sistem sensor komunikasi. Gita telah kehilangan seluruh pasukan militernya. Sistem sensor tidak berfungsi dengan baik. Gita pikir, dia telah gagal dalam menjalani tugas. Sesuai kesepakatan, Gita harus berkorban bersama bom tersebut.

Nic dan Maria mendapati lokasi Flick pada kapal induk mereka. Gita semakin kacau, apabila dia hancurkan planet Wobbly, Flick juga akan menghancurkan seluruh awak kapal termasuk para penumpang. Apabila tidak dia hancurkan planet tersebut, Fob akan terus-menerus mengeluarkan pasukan dan memasang tameng penghalang bom. Di pikiran Gita terlintas wajah ibunya ynag tersenyum lembut padanya sebelum berangkat ujian. Gita menyadari bahwa masih ada orang yang dicintainya menunggu kepulangannya.

Gita teringat kostum burung besi milik Flick yang ada di bumi. Apabila dia hancurkan, maka Flick tidak akan dapat melacak korban berikutnya. Akhirnya, Gita mengirim Autobolt ke Bumi untuk menghancurkan robot tersebut. Nic dan Maria memasang jebakan untuk Flick pada kapal induk tersebut untuk mengulur waktunya. Gita melacak lokasi robot burung besi tersebut agar dapat segera dihancurkan. Alhasil, dia menemukan lokasi persembunyian Flick di Bumi, di mana tempat Flick menyimpan robot burung besinya.

Autobolt mengaktifkan sinar laser pernghancur dan menembakkannya pada robot Flick. Sistem sensor Flickpun terganggu. Komunikasinya dengan Fob mulai mengendur. Gita langsung lari menuju tempat Flick berada di dalam kapal induk. Flick ada di tempat penyimpanan bahan bakar atau tangki kapal. Gita segera meluncurkan serangan terhadap Flick. Flick terkejut karena kedatangan Gita yang tidak dapat terdeteksi. Mereka bertarung berusaha mendapatkan apa ynag mereka inginkan. Gita ingin menghentikan Flick dengan Fob pasukannya dan melindungi planet Mars dari kehancuran. Sedangkan Flick menginginkan daerah kekuasaan dan pasukan yang kuat untuk menaklukan planet lainnya.

Nic dan Maria berusaha menghentikan Fob keluar dari Wobbly. Mereka meluncurkan laser radiasi yang mampu melumpuhkan sistem sensor siapapun yang menjadi targetnya dalam sementara waktu. Akhirnya Fob berhenti menyerang. Kemudian, mereka langsung pergi menemui Gita yang sedang dalam bahaya.

Gita terperangkap oleh jebakan Flick. Tubuhnya kaku tidak dapat digerakkan, nafasnya mulai jarang, dan kepalanya terasa pusing. Kemudian terlintas kembali senyuman wajah ibunya kala itu. Gita ingin menangis, tetapi tidak bisa. Nic dan Maria datang dengan membawa persenjataan lengkap. Newt juga hadir di antara mereka. Nic menembak tangan dan kaki Flick dengan laser pelumpuh, Maria membantu Gita terlepas dari jebakan. Kemudian Newt dengan solder lasernya melepas sistem sensor yang ada pada tubuh Flick. Kini, Flick sudah tidak berdaya.

“Mengapa kau lakukan ini putraku?”, tanya Flick kepada Nic.

Nic menjawab, “Ayahku bukan penjahat!”

“Apa kau anggap aku penjahat? Aku memperluas daerah kekuasaan untuk kesejahteraan kita”, jelas Flick.

“Ayahku bukan orang licik sepertimu!”, sentak Nic.

Para petugas militer keamanan langsung membawa Flick ke penjara bawah kapal untuk segera diamankan dan diperiksa di kantor B.Y.M. yang terletak di Kota Oberammergau, Jerman. Sebelumnya, Flick akan dibawa ke Mars terlebih dahulu untuk dinetralkan segala kekuatannya.

“Nic, apa kau baik-baik saja?”, tanya Gita pada Nic yang sedari tadi termenung.

“Kita akan segera pulang, percayalah”, sahut Maria.

“Tidak ada rumah bagiku, apalagi keluarga”, jawab Nic penuh kesedihan.

“Tapi, kami bersedia menjadi rumahmu sampai kapanpun. Keluargamu juga masih berada di Wobbly, kita tidak menghancurkan planet begitu saja. Hal itu bisa menyebabkan dampak pada sistem tata surya. Kau dapat mengunjungi mereka jika kau mau, Nic”, Gita menasihati.

“Terima kasih”, balas Nic.

Kapal induk B.Y.M. mendarat di planet Mars. Para petugas keamanan segera membawa Flick ke lab untuk penetralan. Dia akan dibawa ke bumi menggunakan pesawat ulang-alik. Sedangkan Gita, Nic, dan Maria, mereka akan melakukan perjalanan kembali ke Bumi menggunakan BFR-nya. Nic memilih untuk tetap tinggal di Mars, dia akan memikirkan perjalanannya menuju planet Wobbly.

“Kalau kau sudah tiba di sana, jangan lupa kabari aku, ya”, ucap Gita kepada Nic.

“Benar. Jangan lupa kabari aku juga, ya”, sahut Maria.

“Baiklah akan kuusahakan. Hati-hati di jalan, teman-teman!”, ucap Nic kepada kedua rekannya.

Setibanya di Kota Oberammergau, Gita berpamitan kepada Mr. Hadjule dan Mr. Edison yang telah tiba di sana terlebih dahulu. Tak lupa, Gita juga berpamitan kepada Brolin dan Newt. Dia berterimakasih atas pengalaman yang sangat berharga ini. Brolin dan Maria akan mengantar Gita pulang.

Gita diantar sampai ke rumahnya yang terletak di Jakarta. Helikopter yang ditumpangi mereka mendarat di lapangan seberang rumah Gita. Brolin dan Maria tidak bisa berkunjung ke rumah Gita, mereka harus segera kembali karena masih ada misi yang harus mereka lakukan.

“Teman-teman, terima kasih sudah mengantarku pulang. Aku sangat senang akhirnya bisa kembali”, ucap Gita sebelum berpisah.

“Tentu saja, Gita. Ingat, jangan lupa untuk selalu membalas pesanku, ya!”, jawab Maria.

“Kau adalah agen yang cerdas serta komandan yang hebat, Gita. Sampaikan salamku kepada orangtuamu”, ucap Brolin kepada Gita.

Tiba-tiba, sebuah panggilan muncul dari planet Mars. Panggilan tersebut berasal dari Nic. Nic memberitahu bahwa dia akan memberikan D’ARMOUR-nya kepada Gita. Gita sangat gembira mengetahui kabar tersebut. Sepekan kemudian, D’ARMOUR akan tiba di rumahnya.

Tiba di depan teras rumahnya, Gita menarik napas lega. Dari balik jendela ruang tamu terdapat seorang pria yang sepertinya dia kenali. Gita kenal betul sosok tersebut. Sosok yang selama ini dinantikannya, telah tiba di rumah, begitu juga dengannya. Gita masuk dan melepas segala kerinduannya bersama keluarga.

Comments

Popular Posts